Analisa Struktur Pasar, Perilaku Dan Kinerja Industri Semen Pada PT.Semen Indonesia, Tbk Tahun 2003 - 2012
Analisa
Struktur Pasar, Perilaku Dan Kinerja Industri Semen Pada PT.Semen
Indonesia, Tbk
Tahun 2003 - 2012
Abstrak - Persaingan industri semen domestik semakin ketat dikarenakan bermunculan pemain-
pemain baru. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) sebagai pemain lama tidak mau lengah ditengah ketatnya persaingan bisnis semen dalam negeri. Untuk itu peneliti tertarik menganalisa struktur, perilaku dan kinerja perusahaan tersebut dengan paradigma Structure Conduct Performance (SCP) secara deskriptif dan menggunakan regresi linier untuk mengetahui pengaruh perilaku terhadap kinerja. Hasil penelitian adalah industri semen memasuki posisi pasar oligopoli ketat dengan rasio konsentrasi 0,91. Pangsa pasar PT. Semen Indonesia dari tahun 2003-2012 tetap terus bertahan di atas 40% dan merupakan market leader dalam industri semen. Analisa perilaku menghasilkan l elastisitas harga bersifat elastik >1 sehingga perlu diperhatikan dalam kebijakan harga jual. Perusahaan melakukan kegiatan promosi, R&D, penambahan jaringan distribusi dan konsentrasi pada pelayanan pelanggan loyal. Dalam variabel perilaku, diukur juga elastisitas advertising on demand dimana bertanda positif sebesar 1,3% mengartikan peningkatan iklan dapat meningkatkan kuantitas permintaan. Hal ini berhubungan dalam merebut pangsa pasar sebanyak-banyaknya.
Kinerja perusahaan berhasil optimal dengan melihat tingkat pertumbuhan profit pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 24% daripada tahun lalu. Dan terbukti bahwa kinerja dipengaruhi positif oleh perilaku dimana hasil regresi linier yaitu adjusted R square menunjukkan pengaruh perilaku terhadap kinerja sebesar 72,6% sedangkan sisanya sebesar 27,4% dipengaruhi oleh faktor lain, uji F sangat signifikan dengan P-value = 0,001 yang jauh lebih kecil dari 0,05; serta uji t didapatkan hasil thitung sebesar 4,985 dengan p-value sebesar 0,001 sehingga thitung > ttabel (4,985 > 2,306) atau p-value t < 5% (0.001 < 0.05) menyebabkan H0 ditolak artinya perilaku berpengaruh terhadap kinerja.
Kata Kunci: struktur pasar, perilaku, kinerja industri
Simposium
Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SIMNASIPTEK)2014
ISBN: ISBN: 978-602-61268-2-5
Analisa
Struktur Pasar, Perilaku Dan Kinerja Industri Semen Pada
PT.Semen Indonesia, Tbk
PT.Semen Indonesia, Tbk
Tahun 2003 - 2012
Pramelani
Akademi Komunikasi Bina Sarana Informatika
Jakarta
email: pramelani.pli@bsi.ac.id
email: pramelani.pli@bsi.ac.id
Abstrak - Persaingan industri semen domestik semakin
ketat dikarenakan bermunculan pemain-
pemain baru. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) sebagai pemain
lama tidak mau lengah ditengah ketatnya
persaingan bisnis semen dalam negeri. Untuk itu peneliti tertarik menganalisa struktur, perilaku dan kinerja
perusahaan tersebut dengan paradigma Structure Conduct Performance (SCP) secara deskriptif dan
persaingan bisnis semen dalam negeri. Untuk itu peneliti tertarik menganalisa struktur, perilaku dan kinerja
perusahaan tersebut dengan paradigma Structure Conduct Performance (SCP) secara deskriptif dan
menggunakan
regresi linier untuk mengetahui pengaruh perilaku terhadap kinerja.
Hasil penelitian
adalah industri semen memasuki posisi pasar oligopoli ketat dengan rasio
konsentrasi
0,91. Pangsa pasar PT. Semen Indonesia dari tahun 2003-2012 tetap terus bertahan di atas 40% dan
merupakan market leader dalam industri semen. Analisa perilaku menghasilkan l elastisitas harga bersifat
elastik >1 sehingga perlu diperhatikan dalam kebijakan harga jual. Perusahaan melakukan kegiatan promosi,
R&D, penambahan jaringan distribusi dan konsentrasi pada pelayanan pelanggan loyal. Dalam variabel
perilaku, diukur juga elastisitas advertising on demand dimana bertanda positif sebesar 1,3% mengartikan
peningkatan iklan dapat meningkatkan kuantitas permintaan. Hal ini berhubungan dalam merebut pangsa pasar
sebanyak-banyaknya.
0,91. Pangsa pasar PT. Semen Indonesia dari tahun 2003-2012 tetap terus bertahan di atas 40% dan
merupakan market leader dalam industri semen. Analisa perilaku menghasilkan l elastisitas harga bersifat
elastik >1 sehingga perlu diperhatikan dalam kebijakan harga jual. Perusahaan melakukan kegiatan promosi,
R&D, penambahan jaringan distribusi dan konsentrasi pada pelayanan pelanggan loyal. Dalam variabel
perilaku, diukur juga elastisitas advertising on demand dimana bertanda positif sebesar 1,3% mengartikan
peningkatan iklan dapat meningkatkan kuantitas permintaan. Hal ini berhubungan dalam merebut pangsa pasar
sebanyak-banyaknya.
Kinerja perusahaan
berhasil optimal dengan melihat tingkat pertumbuhan profit pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 24% daripada
tahun lalu. Dan terbukti bahwa kinerja dipengaruhi positif oleh perilaku dimana hasil regresi linier yaitu adjusted R square
menunjukkan pengaruh perilaku terhadap kinerja sebesar 72,6% sedangkan sisanya sebesar 27,4%
dipengaruhi oleh faktor lain, uji F sangat signifikan dengan P-
value = 0,001 yang jauh lebih kecil dari 0,05; serta uji t didapatkan hasil thitung sebesar 4,985 dengan p-value sebesar 0,001 sehingga thitung > ttabel (4,985 > 2,306) atau p-value t < 5% (0.001 < 0.05) menyebabkan H0 ditolak artinya perilaku berpengaruh terhadap kinerja.
value = 0,001 yang jauh lebih kecil dari 0,05; serta uji t didapatkan hasil thitung sebesar 4,985 dengan p-value sebesar 0,001 sehingga thitung > ttabel (4,985 > 2,306) atau p-value t < 5% (0.001 < 0.05) menyebabkan H0 ditolak artinya perilaku berpengaruh terhadap kinerja.
Kata Kunci:
struktur pasar, perilaku, kinerja industri
I.PENDAHULUAN
Indonesia
merupakan negara kepulauan yang
terkenal akan potensi Sumber Daya Alam (SDA)
yang melimpah, dimana terdiri dari 17.508 pulau
dengan populasi 246,2 juta jiwa pada tahun 2012. Indonesia
merupakan salah satu
produsen semen
terbesar di ASEAN
dengan kapasitas produksi 47 mio tons (mt)
dengan Gross Domestic
Product (GDP) sebesar
US$ 1,29tr. Dengan
konsumsi
semen per kapita dan GDP yang masih
rendah dibandingkan dengan standar internasional
menunjukkan bahwa industri semen memiliki
potensi ekonomi yang tumbuh kearah yang lebih
luas. Berdasarkan Keputusan Presiden No. 28/2008
sasaran kebijakan nasional untuk pertumbuhan
ekonomi bidang industri ditetapkan menjadi 7,5%
pada 2025, sedangkan pihak perusahaan semen
rendah dibandingkan dengan standar internasional
menunjukkan bahwa industri semen memiliki
potensi ekonomi yang tumbuh kearah yang lebih
luas. Berdasarkan Keputusan Presiden No. 28/2008
sasaran kebijakan nasional untuk pertumbuhan
ekonomi bidang industri ditetapkan menjadi 7,5%
pada 2025, sedangkan pihak perusahaan semen
memperkirakan
pertumbuhan industri semen sebesar 5% -
8% p.a. pada 2025.Pemerintah Indonesia
memprediksikan
bahwa GDP akan tumbuh sebesar 7% pertahun.
Selama tahun 2011
yang lalu, konsumsi
semen Indonesia menunjukkan tingkat pertumbuhan
yang begitu signifikan sebesar 18% apabila
yang begitu signifikan sebesar 18% apabila
dibandingkan dengan tahun 2010
dengan jumlah
volume mencapai 48,0 juta ton. Angka tersebut
adalah
pencapaian sekitar 82% dari total kapasitas
terpasang yang ada saat ini. Seperti diketahui bahwa
kapasitas terpasang untuk industri semen hingga saat
ini adalah 56 juta ton dari 9 pabrik. Jika kita melihat
perjalanan industri semen selama 15 tahun terakhir
seperti pada grafik, terlihat bahwa pertumbuhan
pada tahun 2011 merupakan tingkat pertumbuhan
yang tertinggi, di bawah pencapaian tertinggi
sebelumnya pernah dicapai yaitu pada tahun 2000
yaitu sebesar 18,7% setelah sebelumnya didera krisis
ekonomi sejak tahun 1998 hingga 1999. Sedangkan
titik terendah dari pertumbuhan industri semen
adalah pada tahun 1998 dengan prosentase hanya
sebesar -30,5%. Jika dirata-ratakan angka prosentase
pertumbuhannya selama 10 tahun tersebut adalah
sekitar 6,5% bahkan bila dihitung sejak 20 tahun
terpasang yang ada saat ini. Seperti diketahui bahwa
kapasitas terpasang untuk industri semen hingga saat
ini adalah 56 juta ton dari 9 pabrik. Jika kita melihat
perjalanan industri semen selama 15 tahun terakhir
seperti pada grafik, terlihat bahwa pertumbuhan
pada tahun 2011 merupakan tingkat pertumbuhan
yang tertinggi, di bawah pencapaian tertinggi
sebelumnya pernah dicapai yaitu pada tahun 2000
yaitu sebesar 18,7% setelah sebelumnya didera krisis
ekonomi sejak tahun 1998 hingga 1999. Sedangkan
titik terendah dari pertumbuhan industri semen
adalah pada tahun 1998 dengan prosentase hanya
sebesar -30,5%. Jika dirata-ratakan angka prosentase
pertumbuhannya selama 10 tahun tersebut adalah
sekitar 6,5% bahkan bila dihitung sejak 20 tahun
terakhir
angka rata-rata pertumbuhan masih sekitar
6,4%. Dengan dimulainya beberapa proyek
infrastruktur secara besar-besaran dan dalam waktu
yang bersamaan pada pertengahan tahun 2011
6,4%. Dengan dimulainya beberapa proyek
infrastruktur secara besar-besaran dan dalam waktu
yang bersamaan pada pertengahan tahun 2011
menyebabkan
permintaan semen meningkat begitu
tajam.
tajam.
Konsumsi semen dalam
negeri pada
triwulan II tahun 2013 mencapai 14,3 juta ton atau
triwulan II tahun 2013 mencapai 14,3 juta ton atau
ProsidingSIMNASIPTEK:
Hal. B-26 



Simposium
Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SIMNASIPTEK)2014
ISBN: 978-602-61268-2-5
tumbuh sebesar 14,1 persen. Konsumsi semen di
Indonesia sekitar
25-30
persen digunakan untuk
mendukung proyek
infrastruktur dan sisanya
digunakan untuk pembangunan rumah dan properti
lainnya.
digunakan untuk pembangunan rumah dan properti
lainnya.
Sedangkan
pada produksi semen Indonesia pada triwulan
II tahun 2013 sebesar 13.120,9 ribu ton, meningkat dari triwulan yang
sama pada tahun 2012 yang besarnya
hanya 12.868,8 ribu ton.
Pertumbuhan produksi
semen Indonesia pada
triwulan II tahun 2013 mencapai 2,0 persen.
triwulan II tahun 2013 mencapai 2,0 persen.
Kenaikan produksi
ini dipicu oleh
semakin berkembangnya kemampuan produksi PT Semen Indonesia yang telah menjadi pabrik semen terbesar di ASEAN pada
tahun 2013.
Meningkatnya
kemampuan produksi PT Semen Indonesia
didorong oleh akuisisi perusahaan semen di Vietnam dan peningkatan
produksi di dalam
negeri dengan didirikannya
pabrik-pabrik semen baru.
Dalam periode
bulan April-Juni 2013, produksi semen
Indonesia
meningkat, walaupun sempat
terjadi
perlambatan pada bulan April 2013 jika
perlambatan pada bulan April 2013 jika
dibandingkan
dengan bulan sebelumnya. Pada bulan April 2013, produksi
semen Indonesia mencapai
4.107,9
ribu ton atau menurun sebesar 3,7 persen (YoY). Pada
bulan Mei 2013, produksi semen
tumbuh
0,5 persen dari bulan yang sama tahun sebelumnya menjadi
sebesar 4.479,6
ribu ton.
Pertumbuhan
semen terus meningkat hingga bulan Juni 2013 menjadi sebesar 4.533,4 ribu ton atau
tumbuh sebesar 9,4 persen.
Industri semen di Indonesia pada semester I
tahun 2013 meningkat dibandingkan dengan
tahun 2013 meningkat dibandingkan dengan
semester I tahun 2012. Produksi
dan konsumsi
semen pada semester
I tahun 2013 meningkat
dibandingkan
dengan semester yang sama tahun
sebelumnya. Produksi semen pada semester I tahun
2013 mencapai 26.325,2 ribu ton atau tumbuh 5,1
persen. Sementara konsumsi semen pada semester I
tahun 2013 mencapai 27.996,8 ribu ton atau tumbuh
7,6 persen.
sebelumnya. Produksi semen pada semester I tahun
2013 mencapai 26.325,2 ribu ton atau tumbuh 5,1
persen. Sementara konsumsi semen pada semester I
tahun 2013 mencapai 27.996,8 ribu ton atau tumbuh
7,6 persen.
Persaingan
industri semen saat ini semakin ketat memicu ketatnya persaingan industri ini hingga bermunculan
pemain-pemain baru. Maka agar tidak kalah bersaing
banyak produsen semen
dituntut untuk melakukan
inovasi disamping agresif membangun pabrik baru
untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Tak terkecuali PT
Semen Indonesia Tbk (SMGR) sebagai
pemain lama.
Perusahaan semen plat
merah ini, tidak mau lengah
di tengah ketatnya persaingan bisnis semen dalam
negeri.
di tengah ketatnya persaingan bisnis semen dalam
negeri.
Untuk itu dapat
merumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana Struktur, Perilaku dan Kinerja
industri
semen pada PT.Semen Indonesia, Tbk, tahun 2003-
2012 ?
semen pada PT.Semen Indonesia, Tbk, tahun 2003-
2012 ?
2. Apakah terdapat
pengaruh positif antara Perilaku terhadap
Kinerja industri semen pada PT.Semen Indonesia, Tbk, tahun 2003-2012 ?
Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk
mengetahui struktur, perilaku dan kinerja industri
mengetahui struktur, perilaku dan kinerja industri
semen
pada PT.Semen Indonesia, Tbk, tahun 2003-
2012.
Dan manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis :
penelitian ini diharapkan dapat
menambah
wawasan dan pengalaman dalam hal meneliti
struktur, perilaku dan kinerja industri semen pada PT.Semen Indonesia, Tbk,
tahun 2003-2012
2. Bagi pembaca : Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pembaca untuk mengetahui struktur, perilaku dan kinerja industri semen khususnya pada PT. Semen Indonesia, Tbk.
2. Bagi pembaca : Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pembaca untuk mengetahui struktur, perilaku dan kinerja industri semen khususnya pada PT. Semen Indonesia, Tbk.
3. Bagi
pihak Manajemen: Penelitian
ini dapat memberikan informasi bagi perusahaan PT. Semen Indonesia,
Tbk khususnya dalam hal struktur pasar, perilaku
dan kinerja industri semen.
II. LANDASAN TEORI
Dalam ilmu ekonomi
terdapat pradigma Strukture-Conduct-Performance dimana
terdapat keterkaitan antara struktur pasar dengan
perilaku (conduct) dan kinerjanya (performance).
pertama
kali
diperkenalkan oleh Edward S. Mason (1939) dan kemudian
dikembangkan oleh Joe S. Bain (1941). Perspektif dalam paradigma SCP adalah bahwa struktur industri akan mempengaruhi perilaku pelaku usaha, dan
selanjutnya interaksi antara struktur dan perilaku pengusaha akan
berdampak pada kinerja (performance) industri.
2.1. Struktur Pasar
Menurut
Dominick Salvatore (1991)
struktur
pasar terdapat empat macam, yaitu : 1. Pasar Monopoli Murni
Monopoli Murni adalah bentuk organisasi pasar di
mana terdapat perusahaan t tunggal yang menjual
komoditi yang tidak mempunyai substitusi
mana terdapat perusahaan t tunggal yang menjual
komoditi yang tidak mempunyai substitusi
sempur-
na.
2. Pasar Oligopoli
Oligopoli
adalah organisasi pasar
di mana
terdapat
terdapat
beberapa penjual suatu komoditi.
Sehingga,tindakan
setiap penjual akan mempengaruhi penjual lain. 3. Pasar
Monopolistis
Persaingan Monopolistis mengacu pada organisasi
pasar di mana terdapat banyak perusahaan yang
menjual komoditi yang hampir serupa tetapi tidak
pasar di mana terdapat banyak perusahaan yang
menjual komoditi yang hampir serupa tetapi tidak
sama
4. Pasar Persaingan Sempurna
Pasar
disebut bersaing sempurna jika (1) terdapat
sejumlah besar penjual dan pembeli komoditi,
sedemikian rupa sehingga tindakan dari seorang
sejumlah besar penjual dan pembeli komoditi,
sedemikian rupa sehingga tindakan dari seorang
individu tidak
dapat mempengaruhi harga komoditi tersebut, (2) produk
dari seluruh
perusahaan di dalam pasar adalah homogen, (3) terdapat
mobilitas sumber daya yang sempurna,
dan (4) konsumen, pemilik produksi dan
dan (4) konsumen, pemilik produksi dan
perusahaan di
dalam pasar mempunyai
pengetahuan yang sempurna mengenai harga-
pengetahuan yang sempurna mengenai harga-
ProsidingSIMNASIPTEK:
Hal. B-27 



harga dan biaya-biaya yang sekarang dan yang
akan datang.
Dengan
struktur pasar ini
dapat
menunjukkan ada atau tidaknya konsentrasi dari
pemain-pemain besar. Untuk menghitung
menunjukkan ada atau tidaknya konsentrasi dari
pemain-pemain besar. Untuk menghitung
konsentrasi pasar,
maka digunakan Concentration Ratio - CR.
Rasio Konsentrasi pasar
adalah
jumlah pangsa pasar (mar-
ket share) dan sejumlah perusahaan terbesar.
Menurut Jaya (2001) dalam bukunya
Ekonomi Industri
menyebutkan beberapa tipe pasar dengan jumlah
pangsa pasarnya : bahwa pasar
Monopoli
Murni mempunyai 100 persen dari pangsa pasar
pada suatu perusahaan, pasar oligopoli ketat memiliki
pangsa pasar 60-100% penggabungan 4 perusahaan terkemuka,
pasar Oligopoli longgar memiliki
40% atau kurang dari pangsa pasar dari penggabungan
4
perusahaan, pasar monopolistik
mempunyai banyak
pesaing efektif yang tidak lebih dari 10% pangsa pasar, dan pasar persaingan
murni memiliki lebih dari 50 pesaing yang
mana tidak satu pun yang memiliki
pangsa pasar yang berarti.
Kondisi
struktur pasar tersebut
dapat mempengaruhi perilaku perusahaan seperti dalam
hal penentuan harga jual, promosi produk,termasuk dalam strategi interaksi dengan perusahaan lain.
2.2. Perilaku
Hasibuan (1993) mendefinisikan perilaku
adalah tanggapan dan penyesuaian suatu industri
didalam pasar dalam mencapai tujuannya. Untuk
menghadapi persaingan perilaku perusahaan dapat
dilakukan dengan strategi harga, tingkat produksi,
kualitas produk, tindakan promosi, dan hal penting
lainnya yang berkaitan dengan kegiatan operasional
perusahaan (Greer, 1992). Menurut. Baye (2006)
adalah tanggapan dan penyesuaian suatu industri
didalam pasar dalam mencapai tujuannya. Untuk
menghadapi persaingan perilaku perusahaan dapat
dilakukan dengan strategi harga, tingkat produksi,
kualitas produk, tindakan promosi, dan hal penting
lainnya yang berkaitan dengan kegiatan operasional
perusahaan (Greer, 1992). Menurut. Baye (2006)
bahwa
perilaku (conduct) perusahaan dipengaruhi oleh
market
structure (struktur pasar).
Apabila perilaku
dilihat dari faktor
harga dapat diukur dengan menggunakan
elastisitas harga permintaan.
Menurut Vincent Gasper
hukum permintaan menyebutkan bahwa koefisien
elastisitas permintaan (Ep) selalu bernilai negatif dimana rumus elastisitas harga permintaan yakni:
Ep =
(ΔQ/ΔP)(P/Q)
Keterangan : Ep : elastisitas harga
permintaan
Q : kuantitas permintaan
P : harga
Ada beberapa konsep
elastisitas harga terhadap permintaan, yaitu:
3. Apabila
persentase perubahan kuantitas
permintaan produk
sama dengan persentase
perubahan harga produk, maka permintaan
disebut elastik unitary. Atau dapat dikatakan Ep
perubahan harga produk, maka permintaan
disebut elastik unitary. Atau dapat dikatakan Ep
=1.
Dan pada faktor advertising dapat
diukur dengan
menggunakan elastisitas advertising dari permintaan dimana
tanda dari koefisien
selalu bernilai positif atau secara konseptual
pengeluaran iklan berhubungan positif (searah) dengan
kuantitas permintaan produk. (ΔQ/ΔA > 0).
2.3. Kinerja
Kinerja menurut Baye (2006) menyebutkan
bahwa “performance refers to the profits and
social welfare that result in a given industry”.
bahwa “performance refers to the profits and
social welfare that result in a given industry”.
Hasil
kinerja dari perusahaan dapat dilihat dari
profit yang dicapai. Kinerja perusahaan dapat
dipengaruhi oleh perilaku (conduct) dan struktur
profit yang dicapai. Kinerja perusahaan dapat
dipengaruhi oleh perilaku (conduct) dan struktur
market.
III. PEMBAHASAN
3.1. Struktur Pasar
Melihat dari data market share (pangsa
pasar) industri semen
cenderung memasuki posisi
struktur pasar oligopoli ketat dimana apabila
dihitung CR3 pada 3 perusahaan tersebut maka
struktur pasar oligopoli ketat dimana apabila
dihitung CR3 pada 3 perusahaan tersebut maka
didapatkan hasil 0,91
atau 91%. Menurut Jaya
ukuran
rasio tersebut masuk ke dalam oligopoli
ketat dimana memiliki pangsa pasar 60-100%. Hal
ini menandakan industri semen pada tingkat
ketat dimana memiliki pangsa pasar 60-100%. Hal
ini menandakan industri semen pada tingkat
konsentrasi yang cukup tinggi.
Kemudian
dengan struktur pasar industri semen
dalam oligopoli ketat dimana mempunyai beberapa
pesaing pada perusahaan terbesar diantaranya PT.
dalam oligopoli ketat dimana mempunyai beberapa
pesaing pada perusahaan terbesar diantaranya PT.
Indocement Tunggal
Prakarsa, Tbk dan
PT.
Holcim, Tbk. Namun, melihat market share yang
diraih oleh PT. Semen Indonesia membawa
Holcim, Tbk. Namun, melihat market share yang
diraih oleh PT. Semen Indonesia membawa
pencapaian yang
baik. Berikut perkembangan pangsa
pasar PT. Semen Indonesia, Tbk
GRAFIK MARKET SHARE PT.
SEMEN INDONESIA, TBK
TAHUN 2003-2012
50
45
40 MARKET
1. Apabila
persentase perubahan kuantitas
permintaan produk
lebih besar daripada
persentase perubahan harga produk, maka
permintaan disebut elastik. Atau dapat dikatakan
persentase perubahan harga produk, maka
permintaan disebut elastik. Atau dapat dikatakan
Ep > 1.
2. Apabila
persentase perubahan kuantitas
permintaan produk
lebih kecil daripada
persentase perubahan harga produk, maka
permintaan disebut inelastik. Atau dapat
persentase perubahan harga produk, maka
permintaan disebut inelastik. Atau dapat
dikatakan Ep < 1.
SHARE (%)
35
2003200520072009
2011
Dilihat grafik di atas perkembangan pangsa pasar PT. Semen Indonesia dari tahun 2003-2012 selalu berada diatas 40%. Hal
ini menunjukkan
market
share 40% dari total industri semen atau
dengan kata lain perusahaan mempunyai market
power yang cukup besar dibandingkan pesaingnya.
dengan kata lain perusahaan mempunyai market
power yang cukup besar dibandingkan pesaingnya.
ProsidingSIMNASIPTEK:
Hal. B-28
Simposium
Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SIMNASIPTEK)2014
ISBN: 978-602-61268-2-5
PT. Semen
Indonesia, Tbk dalam
setiap
perkembangannya menjadi pemimpin dalam
industri semen atau disebut sebagai market leader.
perkembangannya menjadi pemimpin dalam
industri semen atau disebut sebagai market leader.
3.2. Perilaku
PT. Semen Indonesia, Tbk dalam usaha
pencapaian kinerja yang maksimal telah
melakukan :
pencapaian kinerja yang maksimal telah
melakukan :
1. Research and Development
Penelitian dan pengembangan merupakan
langkah strategis dalam upaya meningkatkan
kinerja Perseroan melalui program inovasi,
langkah strategis dalam upaya meningkatkan
kinerja Perseroan melalui program inovasi,
efisiensi dan continous
improvement yang
dilakukan
secara kontinyu. Perseroan melakukan
kegiatan penelitian
dan pengembangan yang mencakup:
a. Pengembangan Produk
Perseroan
melakukan kegiatan penelitian
dan
pengembangan untuk menghasilkan produk
kualitas tinggi, dengan biaya yang lebih efisien
pengembangan untuk menghasilkan produk
kualitas tinggi, dengan biaya yang lebih efisien
melalui:
1) Pengembangan
produk blended
cement,
2) Peningkatan penggunaan
bahan substitusi
clinker,
clinker,
3) Penelitian dan pengembangan
di bidang
aplikasi produk
untuk mendukung pelanggan pabrikan,
ready
mix dan proyek.
b. Pengembangan Kemasan
Sejalan dengan
kenaikan harga bahan
baku
kemasan, Perseroan melakukan kegiatan
pengembangan kemasan dalam rangka efisiensi
kemasan, Perseroan melakukan kegiatan
pengembangan kemasan dalam rangka efisiensi
dengan
tetap mengedepankan
kepuasan
pelanggan. Langkah yang dilakukan meliputi:
1) Maksimalisasi penggunaan kantong yang
1) Maksimalisasi penggunaan kantong yang
lebih ekonomis,
2) Optimalisasi pemakaian kraft serta mencari
alternatif kraft yang kualitasnya baik dan
lebih murah.
3) Pada tahun
2010, Perseroan sudah
menerapkan penggunaan kemasan bag 2 ply
Dilihat dari grafik di atas terlihat bahwa
terdapat
kenaikan harga jual semen yang dilakukan
oleh PT. Semen Indonesia, Tbk. Jika dilihat dari
tahun pengamatan yang sama yakni tahun 2010-
oleh PT. Semen Indonesia, Tbk. Jika dilihat dari
tahun pengamatan yang sama yakni tahun 2010-
2012, kenaikan
harga ini diiringi
juga dengan adanya peningkatan volume penjualan semen.
Dari kedua indikator tersebut harga jual dan volume penjualan, maka dapat diamati elastisitas harga permintaan sebagai berikut :
TABEL PENERIMAAN TOTAL
(TR), MARGINAL REVENUE(MR) DAN ELASTISITAS HARGA PERMINTAAN (Ep)
PT. SEMEN INDONESIA. TBK
TAHUN 2010-2012
x 90 gsm yang dilakukan secara bertahap
untuk
menggantikan kemasan bag 3 ply x 70
gsm.
2. Kebijakan Harga dan Harga Jual
Harga jual produk semen Perseroan ditinjau
Q PENERIMAAN
TAHUN P (RP/TON)
(JUTA/TON) TOTAL (TR)
2010 Rp749.000 17,64 Rp13.212.360
2011 Rp822.125 19,59 Rp16.105.429
PENERIMAAN EP SIFAT ELASTISITAS
MARGINAL (MR) (ΔQ/ΔP)(P/Q) HARGA PERMINTAAN
-- -- --
Rp1.480.751
1,13 Elastik
secara periodik. Perseroan menetapkan harga jual
berdasarkan beberapa
pertimbangan, mencakup diantaranya:
2012 Rp871.997 22,48 Rp19.602.493 Rp1.210.606
2,33 Elastik
a) Daya beli masyarakat. Elastisitas
harga permintaan PT. Semen Indonesia,
b) Tingkat permintaan semen. Tbk
adalah bersifat elastik karena didapat hasil Ep
c) Tingkat persaingan di pasar. >1
(dari tahun 2011-2012). Tahun 2012 nilai Ep =
d) Kenaikan biaya produksi 2,33
berarti setiap peningkatan (penurunan) harga
sebesar 1 % akan
menurunkan (meningkatkan)
kuantitas permintaan sebesar 2,33%.
3. Jaringan
Distribusi dan Fasilitas
Pendukung
Distribusi
Distribusi
Perseroan
terus berupaya menyempurnakan
jaringan dan fasilitas pendukung distribusi yang
tersebar di seluruh wilayah Indonesia untuk
meningkatkan jaminan pasokan semen kepada
jaringan dan fasilitas pendukung distribusi yang
tersebar di seluruh wilayah Indonesia untuk
meningkatkan jaminan pasokan semen kepada
ProsidingSIMNASIPTEK:
Hal. B-29
Simposium
Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SIMNASIPTEK)2014
ISBN: ISBN: 978-602-61268-2-5
seluruh konsumennya. Untuk mendukung efektivitas
jaringan distribusi
yang terdiri dari
distributor utama,
sub distributor dan
toko-toko bangunan, Perseroan
terus membangun dan
menambah pelabuhan, packing plant,
gudang penyangga, serta media transportasi
darat dan laut yang tersebar di seluruh
wilayah Indonesia. Selain itu,
Perseroan melakukan beberapa
upaya lain, mencakup:
a. Konsolidasi distributor dan penyediaan
layanan online.
b.Temu pelanggan
secara periodik untuk subdistributor
dan toko bangunan.
c. Edukasi ke kontraktor dan tukang.
4. Komunikasi Pemasaran
Perseroan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan ekuitas merk dan loyalitas pelanggan guna mempertahankan posisi market leader. Untuk mendapatkan
umpan balik dari
konsumen guna meningkatkan mutu produk dan layanan yang di masa mendatang, Perseroan melakukan survey pasar secara
periodik untuk mendapatkan gambaran yang lengkap
dari pasar meliputi:
a. Tingkat kepuasan konsumen,
b. Identifikasi perubahan
pola permintaan
konsumen, dan
c. Mengetahui posisi produk merk Perseroan di
benak konsumen.
benak konsumen.
Survey juga dilakukan untuk menentukan
media yang paling efektif untuk digunakan
sebagai
sarana meningkatkan loyalitas dan brand image.
Perkembangan teknologi dan media sosial
mempengaruhi perubahan perilaku konsumen untuk
lebih leluasa mencari informasi produk secara
interaktif, sehingga peran komunitas diyakini
sebagai media yang cukup efektif untuk
menggerakkan preferensi pelanggan terhadap
produk tertentu. Oleh karenanya, survey juga
dilakukan untuk menentukan media yang paling
efektif untuk digunakan sebagai sarana
sarana meningkatkan loyalitas dan brand image.
Perkembangan teknologi dan media sosial
mempengaruhi perubahan perilaku konsumen untuk
lebih leluasa mencari informasi produk secara
interaktif, sehingga peran komunitas diyakini
sebagai media yang cukup efektif untuk
menggerakkan preferensi pelanggan terhadap
produk tertentu. Oleh karenanya, survey juga
dilakukan untuk menentukan media yang paling
efektif untuk digunakan sebagai sarana
meningkatkan loyalitas
dan brand image. Berdasarkan hasil
survey tersebut, Perseroan memilih beberapa media untuk
melakukan kegiatan komunikasi pemasaran,
yakni: televisi, media promo outdoor
(billboard,neon box, baliho, papan
nama
toko), media cetak
(koran, majalah, tabloid), poster dan
radio.
Strategi komunikasi
pemasaran yang
dilakukan, kemudian
fokus pada pengembangan
media yang mengarah pada pembentukan komunitas
dan loyalitas pelanggan. Selama tahun 2012,
media yang mengarah pada pembentukan komunitas
dan loyalitas pelanggan. Selama tahun 2012,
Perseroan
kemudian melakukan aktivitas
atau
program komunikasi pemasaran sebagai berikut:•
Penayangan iklan di stasiun televisi Nasional. • Iklan
televisi di jaringan fokus media di gedung-edung
perkantoran, pusat perbelanjaan dan hotel di Jawa
dan Bali. • Melalui majalah nasional setiap bulan
dan juga komunikasi produk ke masyarakat luas
tentang aplikasi penggunaan produk dalam program
“rumah kokoh” di surat kabar dan tabloid setiap dua
minggu sekali. • Pemasangan billboard dan
program komunikasi pemasaran sebagai berikut:•
Penayangan iklan di stasiun televisi Nasional. • Iklan
televisi di jaringan fokus media di gedung-edung
perkantoran, pusat perbelanjaan dan hotel di Jawa
dan Bali. • Melalui majalah nasional setiap bulan
dan juga komunikasi produk ke masyarakat luas
tentang aplikasi penggunaan produk dalam program
“rumah kokoh” di surat kabar dan tabloid setiap dua
minggu sekali. • Pemasangan billboard dan
pemasangan shop
sign untuk
toko di wilayah
pemasaran Perseroan.
5. Pelayanan Pelanggan
Untuk membangun
komunikasi dua arah
dengan pelanggan dan sekaligus untuk
dengan pelanggan dan sekaligus untuk
meningkatkan
mutu layanan kepada
konsumen, Perseroan
melakukan berbagai hal,
mencakup: membuka
layanan pengaduan pelanggan
melalui beberapa saluran, yakni melalui telepon bebas
pulsa, surat, email dan SMS baik dari end user, toko maupun distributor; menerbitkan bulletin sebagai media komunikasi dengan Saluran Distribusi PT
Semen Indonesia (Persero) Tbk.; pemberian
Semen Indonesia (Persero) Tbk.; pemberian
cinderamata kepada
pimpinan distributor yang sedang
merayakan ulang tahun
6. Kebijakan Perlindungan Konsumen
Perseroan
menerapkan kebijakan untuk
melindungi keamanan pelanggan dalam
melindungi keamanan pelanggan dalam
menggunakan produknya.
Untuk melindungi keamanan dan keselamatan pelanggan dari risiko cedera, Perseroan menerapkan hal-hal berikut:
a. Informasi produk Semen disampaikan melalui
kemasan zak semen serta melalui brosur khusus
yang dibagikan secara periodik ke semua channel
pelanggan meliputi Distributor, Toko, Pabrikan &
Ready Mix Concrete, Tukang dan Rumah Tangga.
b. Kemasan zak selain memuat informasi mengenai
ketentuan penggunaan produk, juga memuat
informasi perlindungan konsumen dengan
kemasan zak semen serta melalui brosur khusus
yang dibagikan secara periodik ke semua channel
pelanggan meliputi Distributor, Toko, Pabrikan &
Ready Mix Concrete, Tukang dan Rumah Tangga.
b. Kemasan zak selain memuat informasi mengenai
ketentuan penggunaan produk, juga memuat
informasi perlindungan konsumen dengan
mencantumkan
tata cara penyimpanan semen yang benar
di sisi belakang zak Semen.
c. Informasi secara
detail terhadap penjagaan
keamanan dan keselamatan (handling dan
keamanan dan keselamatan (handling dan
penyimpanan semen)
telah tersedia di Buku Rumah
Kokoh Semen Gresik serta Brosur Semen yang
secara periodik dibagikan kepada semua channel
pelanggan meliputi Distributor, Toko, Pabrikan &
Ready Mix Concrete, Tukang dan Rumah Tangga.
Kokoh Semen Gresik serta Brosur Semen yang
secara periodik dibagikan kepada semua channel
pelanggan meliputi Distributor, Toko, Pabrikan &
Ready Mix Concrete, Tukang dan Rumah Tangga.
7. Program Promosi
Perseroan
menyelenggarakan serangkaian program promosi, yakni:
a. Program Rumah Kokoh Award
Program
aktivasi merek yang dikemas untuk dapat
berinteraksi secara langsung dengan konsumen
(enduser), terhadap objek bangunan (rumah tinggal)
yang didaftarkan oleh individu atau end user.
Penilaian dilakukan melalui beberapa faktor meliputi
umur rumah, kualitas bangunan, lay out, arsitektur
visual, green concept, serta kesesuaian terhadap tata
aturan yang ditetapkan Pemerintah seperti
tersedianya fasilitas resapan, lahan penghijauan dsb.
Selain untuk tujuan pembentukan komunitas dan
loyalitas pelanggan, program ini mengarah kepada
stimulasi pembentukan efek positif word of mouth
serta pencitraan & penguatan merek.
berinteraksi secara langsung dengan konsumen
(enduser), terhadap objek bangunan (rumah tinggal)
yang didaftarkan oleh individu atau end user.
Penilaian dilakukan melalui beberapa faktor meliputi
umur rumah, kualitas bangunan, lay out, arsitektur
visual, green concept, serta kesesuaian terhadap tata
aturan yang ditetapkan Pemerintah seperti
tersedianya fasilitas resapan, lahan penghijauan dsb.
Selain untuk tujuan pembentukan komunitas dan
loyalitas pelanggan, program ini mengarah kepada
stimulasi pembentukan efek positif word of mouth
serta pencitraan & penguatan merek.
b. Program Pesta Tukang
Program loyalitas
yang dikemas untuk
dapat
berinteraksi secara langsung dengan komunitas
berinteraksi secara langsung dengan komunitas
ProsidingSIMNASIPTEK:
Hal. B-30 



tukang yang telah terbentuk, dilaksanakan dalam
bentuk gathering dan penguatan product knowledge.
Untuk
melakukan kegiatan promosi,
PT. Semen Indonesia, Tbk mengeluarkan biaya khusus
yang
masuk ke dalam beban penjualan.
Berikut grafik perkembangan
pengeluaran
iklan yang dikeluarkan perseroan dari tahun 2003-
2012:
iklan yang dikeluarkan perseroan dari tahun 2003-
2012:
Pada tahun 2012, dilihat grafik di atas
perseroan mengalami penambahan biaya untuk
kegiatan promosi yakni 97% dari tahun 2011.
perseroan mengalami penambahan biaya untuk
kegiatan promosi yakni 97% dari tahun 2011.
Dengan
kenaikan ini tentu perseroan
mengharapkan dampak
yang cukup signifikan terhadap peningkatan
kuantitas permintaan, sehingga profit yang diterima juga meningkat.
Apabila
dihitung elastisitas advertising dari
permintaan dengan menggunakan SPSS versi
17.0, didapat persamaan yaitu (lihat tabel
17.0, didapat persamaan yaitu (lihat tabel
coefficients)
LNQ’ = 12.264 + 0,219 LnA
Ket: Q = kuantitas permintaan
(volume penjualan)
A = advertising
LNA= 18.619
(logaritma natural Rp. 121.903.745,70)
Sehingga LNQ’ = 12,264 + 0,219 LNA
= 12,264 + 0,129 (18,619)
= 16,642
EA =
(0,129)(18,619/16,642) = 0,245
jika di antilog = 1,3
Nilai EA= 1,3 berarti setiap peningkatan
(penurunan) pengeluaran
iklan sebesar 1% akan
meningkatkan (menurunkan)
kuantitas permintaan
sebesar 1,3%. Karena nilai
elastisitas advertising
dari permintaan bersifat positif (1,3 > 1), dapat
disimpulkan
bahwa perusahaan meningkatkan biaya untuk promosi
dapat meningkatkan volume penjualan atau
kuantitas permintaan. Sehingga dengan peningkatan
iklan akan meningkatkan permintaan
semen dan hal ini berhubungan dalam merebut
pangsa pasar sebanyak-banyaknya.
IV. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan
bahwa industri semen mengalami struktur pasar
oligopoli ketat dimana rasio konsentrasinya tinggi
sebesar 0,91. PT. Semen Indonesia, Tbk diamati
dari market share selama 10 tahun (dari tahun 2003-
2012) memiliki market power yang cukup besar dan
selalu paling banyak menguasai pangsa pasar dalam
industri semen di Indonesia dengan berada di posisi
di atas 40%.
bahwa industri semen mengalami struktur pasar
oligopoli ketat dimana rasio konsentrasinya tinggi
sebesar 0,91. PT. Semen Indonesia, Tbk diamati
dari market share selama 10 tahun (dari tahun 2003-
2012) memiliki market power yang cukup besar dan
selalu paling banyak menguasai pangsa pasar dalam
industri semen di Indonesia dengan berada di posisi
di atas 40%.
Dalam
langkah pencapaian kinerja
yang maksimal dan tetap bertahan sebagai market leader, PT.
Semen Indonesia, Tbk
melakukan conduct dalam
kebijakan harga jual dimana terlihat bahwa elastisitas
harga permintaan bersifat elastik dimana
nilai Ep = 2,33 berarti setiap peningkatan
nilai Ep = 2,33 berarti setiap peningkatan
(penurunan) harga sebesar 1 % akan menurunkan
(meningkatkan) kuantitas permintaan sebesar 2,33
%. Selain berperilaku dalam hal harga jual, PT.
Semen Indonesia, Tbk melakukan Research and
Development (R&D),komunikasi pemasaran,
(meningkatkan) kuantitas permintaan sebesar 2,33
%. Selain berperilaku dalam hal harga jual, PT.
Semen Indonesia, Tbk melakukan Research and
Development (R&D),komunikasi pemasaran,
pelayanan
pelanggan, kebijakan perlindungan
konsumen, serta program promosi. Promosi atau
iklan ini berdampak positif untuk meningkatkan
kuantitas permintaan terlihat dari perhitungan
elastisitas advertising dari permintaan dimana
menunjukkan setiap peningkatan (penurunan)
konsumen, serta program promosi. Promosi atau
iklan ini berdampak positif untuk meningkatkan
kuantitas permintaan terlihat dari perhitungan
elastisitas advertising dari permintaan dimana
menunjukkan setiap peningkatan (penurunan)
pengeluaran
iklan sebesar 1% akan meningkatkan
(menurunkan) kuantitas permintaan sebesar 1,3% .
Sehingga dengan peningkatan iklan akan
meningkatkan permintaan semen dan hal ini
(menurunkan) kuantitas permintaan sebesar 1,3% .
Sehingga dengan peningkatan iklan akan
meningkatkan permintaan semen dan hal ini
Coefficientsa
Stand
ardize
d
Unstandardized Coeffi
Coefficients cients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Consta 12,564 1,049 11,978 ,000
nt)
BIAYA ,219 ,057 ,806 3,847 ,005
PROMO
SI
berhubungan
dalam merebut pangsa pasar sebanyak-
banyaknya.
banyaknya.
Sedangkan
kinerja dalam perkembangan profit,
PT. Semen Indonesia mendapatkan hasil yang baik dengan tumbuh 24% dari laba
tahun lalu. Selain itu diukur juga terdapat pengaruh antara
perilaku terhadap
kinerja perusahaan dimana
adjusted R square sebesar 72,6%
sedangkan sisanya sebesar
27,4%
dipengaruhi oleh faktor lain. Di samping itu
diperkuat dengan uji t dan uji F yakni pada uji t
didapatkan hasil thitung sebesar 4,985 dengan p-value
sebesar 0,001 sehingga thitung > ttabel (4,985 > 2,306)
atau p-value t < 5% (0.001 < 0.05). sedangkan pada
uji F terbukti signifikan dengan nilai P-value =
diperkuat dengan uji t dan uji F yakni pada uji t
didapatkan hasil thitung sebesar 4,985 dengan p-value
sebesar 0,001 sehingga thitung > ttabel (4,985 > 2,306)
atau p-value t < 5% (0.001 < 0.05). sedangkan pada
uji F terbukti signifikan dengan nilai P-value =
0,001 yang jauh
lebih kecil dari 0,05. Jadi, ini
menunjukkan promosi
membawa dampak yang positif bagi
pertumbuhan profit PT.
Semen Indonesia, Tbk.
ProsidingSIMNASIPTEK:
Hal. B-31
Simposium
Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SIMNASIPTEK)2014
ISBN: ISBN: 978-602-61268-2-5
DAFTAR REFERENSI
1. Vincent Gaspers.
2000. Ekonomi
Manajerial -
Pembuatan Keputusan Bisnis. Penerbit
Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Pembuatan Keputusan Bisnis. Penerbit
Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
2. Dominick Salvatore. 2002. Managerial
Economics dalam
Perekonomian Global.
Penerbit Erlangga: Jakarta.
3. Dominick Salvatore. 1991. Teori
Mikro
Ekonomi Edisi 2 Cet. 4. Penerbit Erlangga :
Jakarta.
4. Jaya, W.K. 2001. Ekonomi Industri. BPFE,
Yogyakarta.
Yogyakarta.
5. Carlton, D.M.
dan J.W. Perloff, 2000,
Introduction to Industrial Organization, MIT
Press
Press
6. Hasibuan, N. 1993. Ekonomi
Industri:
Persaingan, Monopoli, dan Regulasi. LP3ES,
Jakarta.
7. Greer,
D.F. 1992. Industrial Organization and
Public
Policy. Third Edition.
Macmillan
Publishing Company. Singapore.
8. Suryawati,
Jurnal Akuntansi dan Manajemen,
vol. 20, no. 1, April 2009
hal 35-46, Pusat
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIE
YKPN, Yogyakarta; yang berjudul “Analisa
Struktur, Perilaku dan Kinerja industri tekstil
dan pakaian jadi di Provinsi DIY”.
YKPN, Yogyakarta; yang berjudul “Analisa
Struktur, Perilaku dan Kinerja industri tekstil
dan pakaian jadi di Provinsi DIY”.
9. Michael R. Baye, Managerial Economics and
Business Strategy, 5e. ©The McGraw-Hill
Companies, Inc. , 2006
10. www.semenindonesia.com
Biodata Penulis
Pramelani, lulusan Magister Manajemen (MM)
Program
Pasca Sarjana Magister Ilmu Manajemen
Universitas BSI Bandung. Saat ini aktif sebagai
dosen dan terus berkarya sebagai penulis buku.
Universitas BSI Bandung. Saat ini aktif sebagai
dosen dan terus berkarya sebagai penulis buku.
ProsidingSIMNASIPTEK:
Hal. B-32
Komentar
Posting Komentar